GANTARIPRO.ID – Hizbullah Lebanon membantah jika pembunuh penjaga perdamaian PBB asal Irlandia pada 2022 terkait dengan kelompok bersenjata Syiah. Para pelaku yang berjumlah lima orang juga dikatakan bukan anggota Hizbullah.
Hal itu disampaikan pejabat media Hizbullah, Mohammad Afif pada Jumat (2/6/2023). Saat serangan terhadap pasukan penjaga perdamaian itu terjadi, Hizbullah memang menguasai bagian selatan Lebanon.
Sebelumnya, pengadilan militer menuduh lima pria sebagai pembunuh seorang penjaga perdamaian PBB. Menurut sumber peradilan senior Lebanon, sebuah dokumen pengadilan yang diajukan pada Kamis (1/6/2023) telah mengidentifikasi beberapa dari lima orang tersebut sebagai anggota Hizbullah dan gerakan sekutu Amal.
Prajurit Sean Rooney (23) tewas pada 15 Desember dalam serangan fatal pertama terhadap pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon sejak 2015.
Afif mengatakan, Hizbullah telah memainkan peran besar dalam mengurangi ketegangan. Mereka juga bekerja sama masyarakat setempat dan tentara dalam penyelidikan peradilan setelah pembunuhan terjadi.
Gerakan Amal, yang dipimpin oleh ketua parlemen Lebanon, Nabih Berri, sejauh ini menolak berkomentar.
Sumber pengadilan mengatakan bukti diambil dari rekaman kamera di mana terdakwa menyebut diri mereka sebagai anggota Hizbullah. Sumber yudisial kedua mengonfirmasi bahwa bukti kamera disebutkan dalam dokumen pengadilan setebal 30 halaman.
Hizbullah sebelumnya telah membantah terlibat dalam pembunuhan itu. Mereka menyebutnya sebagai “insiden tidak disengaja” yang terjadi semata-mata antara penduduk kota dan pasukan penjaga perdamaian UNIFIL.